BIMA - Jalur penerbangan Bandara Salahuddin, Bima, Nusa Tenggara Barat, lumpuh total selama lebih dari tiga jam akibat ratusan karyawan bandara mengamuk, kemarin. Mereka melakukan aksi itu sejak pukul 11.00. Pemicunya, uang tunjangan hari raya tak kunjung diterima. Walhasil, jadwal penerbangan pun kacau. Pesawat yang akan berangkat terpaksa ditunda, sedangkan pesawat yang dijadwalkan mendarat di Bandara Salahuddin dialihkan ke Bandara Sumbawa.
Pesawat rute domestik yang ditunda keberangkatannya adalah Merpati. Adapun pesawat yang semestinya mendarat di Bima tapi terpaksa dialihkan ke Sumbawa adalah Wings Air, Merpati, dan Trigana. "Kedatangan pesawat Merpati Denpasar menunggu kondisi membaik," kata Muhtar, karyawan Merpati.
Kekacauan baru bisa diatasi sekitar pukul 13.30 Wita, setelah ada kesepakatan antara karyawan dan pimpinan bandara. "Mereka menuntut THR dan akan kami bayarkan," ujar Kepala Bandara Salahuddin Azis Sakka, kemarin. "Selepas zuhur, arus penerbangan kembali normal."
Karyawan yang mengamuk melempari kaca-kaca kantor Dinas Perhubungan yang terletak di Desa Belo, Kecamatan Palibelo. Sejumlah kendaraan yang diparkir di depan kantor tak luput menjadi sasaran kemarahan mereka.
Chepi, salah seorang pekerja Bandara Salahuddin, menyatakan pihak manajemen menjanjikan uang THR sebesar Rp 900 ribu dan akan dibayarkan pada Senin lalu. Namun, hingga menjelang Lebaran, uang tersebut belum diserahkan kepada karyawan. "Kami marah karena merasa dibohongi," kata dia.
Anas, karyawan bagian operasional darat bandara, menambahkan, seharusnya pihak manajemen membayarkan THR sebesar Rp 1,5 juta. Dia pun membandingkan pembayaran THR tahun ini dengan tahuntahun sebelumnya.
Amukan karyawan ini membuat puluhan polisi dari Kepolisian Resor Bima berjaga-jaga di sekitar Bandara Salahuddin hingga sore. Kepala Keamanan dan Keselamatan Penerbangan Bandara Salahuddin, Sayib Seggaf Al Saduri, akan menyelidiki peristiwa ini. AKHYAR M. NUR
0 comments:
Posting Komentar